Mari Bicara Untuk Indonesia

  Pendidikan sangat berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kompetensi, berdaya saing , dan mempu...

Benahi Benteng Pendidikan Bangsa

 


Pendidikan sangat berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kompetensi, berdaya saing, dan mempunyai karakter serta budi pekerti yang unggul. Maka dari itu pendidikan merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut. Namun belakangan apa yang kita semua harapkan ini malah terjadi kebalikannya, terbukti dengan makin banyak prilaku negatif yang dilakukan para pelajar kita. Mulai dari tawuran, tindakan kekerasan hingga yang terbaru adalah kejadian memalukan yang terjadi disalah satu sekolah yang ada Ujungberung, Kota Bandung, yaitu kasus perundungan (bullying) yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Pertama. Kasus perundungan yang viral pada bulan November kemarin ini sempat membuat heboh jagat maya karena memperlihatkan aksi bullying terhadap seorang siswa yang disaksikan oleh siswa lainnya. Miris, siswa lain yang ada dilokasi kejadian itu pun tidak ada yang berani menghentikan aksi tersebut dan malah merekamnya.


Tidak hanya itu, kita pun sempat dibuat mengelus dada oleh kasus yang lain, yaitu video sejumlah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang menganiaya seorang nenek hingga viral diseluruh media sosial. Dalam video tersebut diperlihatkan aksi para pelajar yang mengejek serta menendang seorang perempuan tua hingga tersungkur. Sungguh sebuah tindakan yang sangat tidak beradab dan lebih tepat jika disebut sebagai tindakan kriminal. Rentetan kasus tersebut menjadi bukti jika kualitas moral, etika serta sopan santun dari generasi muda saat ini khususnya para pelajar semakin menurun. Lalu siapakah yang mesti disalahkan atas semua kejadian ini, adakah tata kelola sistem pendidikan kita yang bermasalah?


Tak bisa dimungkiri dengan makin berkembangnya teknologi yang sedikit banyak telah membawa budaya baru pada segala lini kehidupan, secara langsung ikut memengaruhi juga kualitas pendidikan dan sisi psikologis para pelajar. Munculnya tren-tren baru diberbagai media sosial seringkali menjadi pintu awal yang membuat hal negatif tersebut terjadi. Kemalasan berfikir hingga perubahan pola prilaku dari para pelajar menjadi hal yang seringkali muncul akibat sisi buruk dari perkembangan terknologi yang ada. Dan jika hal seperti ini tidak dikontrol dengan bijak maka akan memerparah keadaan yang terjadi. Disamping itu, rendahnya minat pelajar kita untuk membaca serta menulis pun masih menjadi persoalan yang fundamental, dan hal ini secara tidak langsung memungkinkan mereka untuk menyibukan diri sendiri dengan kegiatan lain yang dianggap lebih modern, keren dan dirasa sejalan dengan jati diri diri mereka sebagai seorang anak muda. Namun mirisnya kebanyakan perkembangan yang ada saat ini lebih banyak diisi oleh hal-hal negatif. Sehingga mereka bisa dengan mudah terpengaruh oleh beragam hal negatif tersebut yang lambat laun mempengaruhi pola berfikir serta psikologi mereka.


Meski begitu kita tidak bisa terus mencari kambing hitam untuk saling menyalahkan tentang siapa yang harus bertanggungjawab atas kemunduran mental pendidikan bangsa saat ini, karena apa yang terjadi merupakan tanggungjawab kita bersama. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah bersama-sama mencari solusi serta ide untuk menciptakan sebuah sistem pendidikan yang selalu mengedepankan kualitas, tapi mendorong juga hadirnya perbaikan pada sisi psikologis siswa. Orang tua, guru, pihak sekolah, pemerintah dalam hal ini dinas dan kementrian pendidikan serta semua pihak yang berhubungan dengan sistem pendidikan yang ada memiliki tanggung jawab yang sama untuk melakukan perubahan, agar setiap sisi yang mungkin luput dari perhatian bisa terlindungi serta terawasi dengan baik.


Di sisi lain guru yang merupakan pendidik, pembimbing, penilai serta motivator bagi para siswa pun menjadi benteng yang paling memengaruhi maju ataupun mundurnya kualitas dari pendidikan itu sendiri. Maka dari itu pemerintah perlu menjaga, melindungi serta memperhatikan faktor-faktor penunjang para guru agar mereka lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penguatan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan para guru juga menjadi satu hal yang harus terus ditingkatkan agar supaya peran guru sebagai fasilitator yang mendukung jalannya proses pembelajaran bisa lebih efektif dan berkualitas.


Selain itu akan lebih baik juga jika semua pihak yang ada bisa melepaskan stigma jika sekolah hanyalah sebagai formalitas semata untuk mendapatkan sebuah ijazah, apapun itu jenjang pendidikannya. Karena pendidikan nyatanya harus memberikan dampak serta efek positif bagi penimba ilmu itu sendiri. Mereka mesti kuat dengan bekal ilmu pengetahuan yang luas, etika yang baik, serta kondisi mental yang sehat agar bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul serta kreatif, terlebih dalam menghadapi tantangan besar perkembangan zaman yang sangat dinamis ini.


Penulis: Wahyu Kusuma

0 komentar: