Sejak hari Jum'at 26 April 2024 kemarin, jagat maya terus menghangat setelah Timnas Indonesia berhasil mengalahkan tim unggulan yakni Timnas Korea Selatan dalam lanjutan babak Perempat Final Piala Asia U-23 edisi 2024. Karena pencapaian itu juga, Timnas Indonesia U-23 akhirnya memastikan satu tempat di babak Semi Final Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Dan laga Semi Final sendiri akan digelar pada hari Senin 29 April atau hari ini tepat pukul 21:00 WIB.
Namun dalam beberapa jam ke belakang, kehangatan linimasa media sosial sedikit terpecah akibat ulah para pejabat negara dan para politikus yang tiba-tiba muncul dalam banyak poster atau pamflet dengan tema Nonton Bareng Timnas Indonesia. Fenomena ini tidak hanya muncul sekali, sudah cukup sering para pejabat dan para politikus numpang tenar dalam kegiatan-kegiatan olahraga yang bahkan tidak ada hungungannya sama sekali dengan mereka. Meskipun kali ini kemunculan wajah-wajah mereka dibalut kegiatan Nonton Bareng yang mereka selenggarakan di wilayahnya masing-masing. Namun fenomena tersebut menjadi bukti nyata jika pejabat pemerintahan di Indonesia sulit melepaskan diri dari praktik-praktik narsisme.
Narsisme yang dilakukan para pejabat negara nampaknya tidak lagi menjadi suatu hal aneh atau memalukan, bahkan hal tersebut telah dinormalisasi seakan menjadi satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Meskipun narsisme ini seringkali dianggap juga sebagai gangguan kepribadian yang identik dengan kesombongan, kebutuhan untuk dikagumi, kurangnya rasa empati hingga perilaku eksploitatif terhadap orang lain. Namun nyatanya masih banyak pejabat negara yang tetap nyaman untuk menempatkan diri mereka dalam kubangan narsisme itu sendiri.
Kita bisa melihat contoh narsisme dari para pejabat negara dalam bentuk poster atau pamflet-pamflet yang sering muncul dalam banyak kesempatan terutama dalam rangka memperingati suatu peristiwa tertentu, termasuk dalam kegiatan Nonton Bareng Timnas kali ini. Kemunculan wajah-wajah haus pengakuan tersebut terjadi serentak terutama di instansi pemerintahan level daerah. Yang menjadi lucu, banyak dari para pejabat level daerah ini memampang wajah mereka dengan ukuran yang lebih besar daripada wajah pemain Timnas itu sendiri.
Tidak perlu heran juga memang karena pejabat yang narsistik cenderung memiliki kepercayaan diri yang berlebihan, merasa superior, dan menganggap diri mereka lebih penting daripada orang lain. Mereka sering kali sangat ambisius dan berusaha mencari tempat serta status sosial yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan akan pengakuan dan pujian. Mereka cenderung kurang berempati dan kurang peka terhadap kebutuhan serta perasaan orang lain. Pejabat narsistik juga pandai memanipulasi situasi untuk tetap memelihara citra diri yang diinginkan dan menggunakan orang lain sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
Meskipun narsisme dan para pejabat ini sulit untuk untuk pisahkan, tapi setidaknya mereka mesti tahu jika narsisme dalam diri pejabat negara itu tidak lebih dari kelakuan yang terbelakang, memalukan dan menjijikan. Dalam hubungannya dengan kegiatan Nonton Bareng Timnas di Piala Asia U-23 malam ini, sudah seharusnya kegiatan tersebut menjadi hiburan masyarakat yang bebas dari segala kepentingan politis. Toh fasilitas yang digunakan pun milik publik, bukan milik Bupati, Walikota atau Gubernur yang jelas-jelas menjadi alat bagi masyarakat itu sendiri.
Penulis: Kang Dika
0 komentar: